22/02/10

Elizabeth : Kekejamnya Melebihi Penghisap Darah 'Vampire'

Elizabeth Bathory, merupakan seorang pembunuh berantai terbesar dalam sejarah hingga saat ini yang melakukan kejahatan pembunuhan secara individu, tercatat kurang lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia ditangannya.

Lukisan Elizabeth Bathory saat berusia 25 tahun


Biografinya :

Elizabeth Bathory dilahirkan di Hungaria pada tahun 1560 atau kurang lebih 100 tahun setelah Vlad 'The Impaler' Dracul meninggal. Kakek buyut Elizabeth Bathory adalah Prince Stephen Bathory, merupakan salah satu Ksatria yang memimpin pasukan Vlad Darcul ketika akan merebut kembali kekuasaan di Walachia seabad sebelumnya. Orangtua Elizabeth, Georges dan Anna adalah bangsawan kaya raya dan merupakan salah satu keluarga kerajaan paling kaya di Hungaria saat itu. Keluarga besarnya juga terdiri dari orang-orang yang terpandang. Sepupunya adalah perdana menteri di Hungaria dan seorang lagi adalah Kardinal. Pamannya, Stepehen kemudian menjadi Raja Polandia. Namun keluarga Bathory memiliki 'sisi' lain yang lebih 'gelap', selain segala kekayaan dan popularitasnya. Salah satu pamannya yang lain adalah seorang Satanis dan penganut Paganisme bahkan seorang sepupunya yang lain memiliki kelainan jiwa dan gemar melakukan kejahatan sexual.

Pada tahun 1575, menginjak usia 15 tahun Elizabeth menikah dengan Count Ferencz Nadasdy yang lebih tua 10 tahun darinya. Karena suaminya berasal dari ningrat yang lebih rendah, maka Count Ferencz Nadasdy menggunakan nama Bathory dibelakangnya.

* Catatan : Barang siapa yang menikah dan memiliki derajat lebih rendah harus menggunakan nama keluarga yang lebih tinggi derajatnya.

Dengan demikian Elizabeth bisa tetap menggunakan nama keluarganya yaitu Bathory dan tidak menjadi Nadasdy. Kedua pasangan ini kemudian tinggal di Kastil Csejthe, yang terletak di atas pegunungan desa Csejhte. Suaminya jarang mendampingi Elizabeth karena Count Ferencz lebih sering berada di medan pertempuran melawan Turki Usmani (Ottoman) pada saat itu. Count Ferencz kemudian menjadi terkenal karena keberaniannya di medan pertempuran, bahkan dianggap sebagai pahlawan di Hungaria dengan julukan 'Black Hero of Hungary'.

Elizabeth yang masih muda tentu senantiasa merasa kesepian karena selalu ditinggal sang suami. Disebutkan dia memiliki kebiasaan mengagumi kecantikannya dan kemudian memiliki banyak kekasih gelap yang siap melayaninya disaat sang suami tidak berada di tempat. Elizabeth bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih gelapnya namun kemudian kembali lagi dan suaminya memaafkannya. Tapi hal tersebut tidak mengurangi ketagihan Elizabeth akan kepuasan seksual. Disebutkan juga Elizabeth menjadi seorang biseksual dengan melakukan hubungan lesbian dengan bibinya, Countess Klara Bathory.

Elizabeth kemudian mulai terpengaruh dengan satanisme, hal itu diajarkan oleh salah seorang pelayan terdekatnya Dorothea Szentes atau biasa disebut Dorka. Karena pengaruh Dorka, Elizabeth mulai menyukai kepuasan seksual lewat penyiksaan dan hal itu dilakukannya terhadap pelayan-pelayan yg masih muda lainnya. Selain Dorka, Elizabeth juga dibantu beberapa pelayan terdekatnya yaitu : Suster Iloona Joo, pelayan pria Johaness Ujvari dan seorang pelayan wanita bernama Anna Darvula ( Anna merangkap sebagai kekasih Elizabeth ). Bersama para bawahannya, Elizabeth merubah kastil Csejthe menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual. Para pelayannya yang masih gadis-gadis muda disiksa dengan berbagai bentuk penyiksaan seperti diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan juga menggunakan berbagai alat untuk menyakiti bagian-bagian tubuh tertentu.

Pada tahun 1600, Count Ferencz meninggal dan era teror sesungguhnya dimulai. Memasuki usia 40 tahun-an Elizabeth menyadari bahwa kecantikannya mulai memudar. Kulitnya mulai menunjukan tanda-tanda penuaan dan keriput ( hal yang wajar sebenarnya pada usia tersebut ). Tapi Elizabeth adalah pemuja kesempurnaan dan kecantikan dan dia akan melakukan apa saja demi mempertahankan kecantikannya. Suatu hari dengan secara tidak sengaja seorang pelayan wanita diminta menyisir rambutnya akan tetapi dia menarik-nya terlalu keras. Elizabeth pun marah kemudian menampar pelayan tersebut. Darah keluar dari hidung pelayan tersebut dan mengenai telapak tangan Elizabeth . Dia 'menduga dan percaya' bahwa darah pelayan yang masih gadis itu memancarkan cahaya kemudaan mereka. Serta merta dia memerintahkan 2 pelayannya , JohannesUjvari dan Dorka menelanjangi pelayan tersebut dan memotong urat nadinya di atas bak mandi. Ketika si gadis meninggal kehabisan darah, Elizabeth segera mesuk kedalam bak mandi dan berendam dalam kubangan darah.

Dia menemukan apa yg diyakininya sebagai 'Rahasia Awet Muda'. Ketika semua pelayan yang masih muda sudah mati, Elizabeth mulai merekrut gadis muda di desa sekitarnya untuk menjadi pelayan di Kastilnya. Nasib mereka semuanya sama, diikat diatas bak mandi kemudian urat nadi mereka dipotong hingga darah mereka menetes habis kedalam bak mandi. Elizabeth seringkali berendam didalam kolam darah sambil menyaksikan gadis yang jadi korbannya sekarat meneteskan darah hingga tewas.
Sesekali Elizabeth bahkan meminum darah para gadis tersebut untuk mendapatkan 'INNERBEAUTY'. Lama kelamaan Elizabeth merasa bahwa darah para gadis desa tersebut masih kurang baginya. Demi mendapat darah yang lebih 'berkualitas', Elizabeth kemudian mengincar darah para gadis bangsawan rendahan. Dia kemudian melakukan banyak penculikan terhadap gadis-gadis bangsawan untuk dijadikan korbannya. Namun penculikan tersebut justru menjadi bumerang baginya karena hilangnya gadis-gadis bangsawan. Dan dengan cepat mendapatkan perhatian dikalangan bangsawan, orang-orang berpengaruh hingga Raja sendiri.


Pada tanggal 30 Desember 1610, sepasukan tentara dibawah pimpinan sepupu Elizabeth sendiri, menyerbu Kastil Csejthe di malam hari. Mereka semua terkejut melihat pemandangan yg mereka temukan di dalam kastil. Mayat seorang gadis yang pucat kehabisan darah tergeletak diatas meja makan, seorang gadis lagi yg masih hidup namun sekarat ditemukan terikat di tiang dengan kedua urat nadinya disayat hingga meneteskan darah. Dibagian penjara ditemukan belasan gadis yang sedang ditahan menunggu giliran dibunuh. Kemudian di ruang basement ditemukan lebih dari 50 mayat yang sebagian besar sudah mulai membusuk.

Ditahun 1611 pengadilan atas Elizabeth Bathory dilakukan dan berdasarkan dari laporan berbagai pihak menyebutkan sekurangnya 650 orang telah dibunuh, mulai dari keluarga petani hingga bangsawan. Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan di pengadilan untuk diadili secara langsung. Hanya keempat pelayannya yg diadili dan kemudian dihukum mati. Namun Elizabeth mendapatkan hukumannya juga. Raja Hungaria memerintahkan Elizabeth dikurung dalam kamarnya di Kastil Csejthe selama sisa hidupnya. Para pekerja kemudian dikerahkan untuk menutup semua pintu dan jendela ruang kamar Elizabeth dengan tembok dengan hanya menyisakan lubang kecil yang digunakan untuk memasukan makanan dan minuman sehari-hari.

Tahun 1614, atau 4 tahun setelah Elizabeth di-isolasi dikamarnya sendiri, seorang penjaga melihat makanan yang disajikan untuk Elizabeth tidak disentuh selama seharian. Penjaga itu kemudian mengintip kedalam dan melihat sang Countess tertelungkup dengan wajah di lantai. Elizabeth Bathory 'The Blood Countess' meninggal di usia 54 tahun.

Vlad Dracul pun tidak pernah berkubang dalam darah atau meminum darah. Julukan 'Vampire' sebenarnya lebih cocok ditujukan kepada Elizabeth Bathory.


Bagi yang pernah membaca nya mohon maaf, saya hanya mencoba mengingatkan bahwa apa yang telah di berikan sejak kita lahir hingga tua adalah Karunia-Nya.

Dari berbagai sumber
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Elizabeth : Kekejamnya Melebihi Penghisap Darah 'Vampire'"

Posting Komentar

Tinggalkan pesan disini untuk berbagi cerita dengan yang lain, terima kasih