Apa yang bisa menjadi pelajaran bagi kita terhadap peristiwa 80 tahun silam itu? Bukan pada berapi-apinya si Bung, bukan pula gaya pidato si Bung yang meledak-ledak. Yang paling penting adalah bagaimana si Bung mampu memberikan roadmap, rute yang sederhana di mana dengan kesederhanaan rute itu rakyat menjadi merasa yakin untuk menapakkan kakinya melakoni perjuangan kemerdekaan. Rakyat kebanyakan memerlukan roadmap, rute yang sederhana, yang bisa dipahami dengan mudah sebab dengan rakyat dapat cepat menangkap rute yang sederhana itu maka rakyat akan mudah bergerak.
2. Rute yang disampaikan oleh si Bung, ”Apabila, Samudera Pasifik merah oleh darah, dan bumi di sekelilingnya menggelegar oleh ledakan bom dan dinamit. Di saat itulah rakyat Indonesia menjadi bangsa yang merdeka,” bukan dibangun dari semedi, nyepi di pinggir kali atau otak-atik angka keberuntungan dan tanggal lahir, tetapi menurut kata Bung Karno, bukan dipungut dari tukang ramal jalanan, melainkan buah analisis sarjana barat terkemuka. Ia memaparkan teori-teori Perang Pasifik dari buku Seapower in The Pacific karya Hektor Baywater ahli Maritim berkebangsaan Inggris.
Pengetahuan yang luas dan mendalam, komitmen terhadap kemerdekaan dan pemahaman terhadap kondisi rakyat Indonesia saat itu akhirnya keluarlah roadmap, rute sederhana di mana rakyat kebanyakan dapat bergerak menapak jalan perjuangan bersama. Rute sederhana itu adalah salah satu bentuk kecerdasan yang mempunyai karakter, karakter yang mengabdi kepada bangsanya tanpa pamrih.
3. Terkait dengan pidato tersebut pemerintah kolonial Belanda menilai Bung Karno menyebarkan kabar bohong lewat pidatonya. Ia dituding menghasut rakyat melawan pemerintah Belanda. Bung Karno ditangkap di Yogyakarta, beberapa jam seusai berpidato di Solo. Esoknya, dengan kereta api, sang tokoh pergerakan ini diboyong ke Bandung dijebloskan ke pejara Banceuy. Ia diadili di Landraad (Pengadilan) Bandung, bersama tiga tokoh Partai Nasionalis Indonesia (PNI), yakni Gatot Mangkuprojo, Maskun Sumadireja, dan Supriadinata. Dalam pangadilan, Bung Karno tetap berkeyakinan, bahwa Perang Pasifik akan terjadi. Keyakinan itu yang diungkapan lewat pledoinya yang bertajuk Indonesia Menggugat pada 18 Agustus 1930.
Penggal tulisan di atas ditulis lagi untuk melihat pada kejadian aktual yang sekarang sedang dihadapi di negara ini, yaitu berjalannya perdagangan bebas Indonesia China melalui ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA / Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China) mulai Januari kemarin.
ACFTA dibentuk berdasarkan dua dasar hukum internasional penting.
4. Pertama, Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between ASEAN and the People’s Republic of China (Kerangka Perjanjian). Kerangka Perjanjian ditandatangani pada 2 November 2002 di Phnom Penh, Kamboja. Kerangka Perjanjian ditandatangani oleh para kepala pemerintahan negara-negara ASEAN dengan kepala Pemerintahan Republik Rakyat China (RRC) ketika itu.
5. Kedua adalah Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between the Association of Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China (Perjanjian Perdagangan Barang) yang ditanda-tangani pada 9 November 2004.
6. Perjanjian ini ditanda-tangani oleh menteri negara-negara ASEAN dan China yang bertanggung jawab atas perdagangan internasional. Ketentuan bahwa ACFTA ini bagi Indonesia (dan Brunei, China, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand) akan berlaku per Januari 2010 ada dalam Kerangka Perjanjian. Sedangkan untuk anggota-anggota baru ASEAN berlaku mulai tahun 2015.
Informasi di atas menjadi penting untuk kita pahami bersama terlebih terkait dengan kronologi, dan hal ini terutama jika dikaitkan dengan berbagai informasi yang beredar di media massa akhir-akhir ini yang menunjukkan terkaget-kegetnya, atau berita yang menunjuk pada ketidak-siapan bangsa Indonesia menghadapi berlakunya ACFTA mulai kemarin hingga tahun-tahun mendatang.
Pertanyaannya adalah : apa yang telah diperbuat oleh Yudhoyono sebagai presiden terpilih selama 2004-2009 dalam mempersiapkan bangsa Indonesia.
0 komentar: on "SBY sang Presiden Republik Indonesia"
Posting Komentar
Tinggalkan pesan disini untuk berbagi cerita dengan yang lain, terima kasih