PENANGANAN KEHAMILAN DENGAN RHESUS NEGATIF
Karena begitu jarangnya orang dengan rhesus negatif, maka sangat sedikit rumah sakit yang dapat menanganinya. Begitu pula dengan dokter kandungan, ternyata banyak sekali yang masih tidak mengerti masalah kehamilan dengan rhesus negatif ini. Maka itu bila Anda mengetahui rhesus darah Anda adalah negatif, segera cari informasi rumah sakit dan dokter mana yang bisa menangani kehamilan Anda.
Walaupun tidak selalu ada masalah, dokter biasanya akan tetap menangani kehamilan dengan rhesus negatif secara khusus. Seorang wanita dengan rhesus negatif pada pemeriksaan kehamilan pertama akan diperiksa darahnya untuk memastikan jenis rhesus darah dan melihat apakah telah tercipta antibodi.
Bila belum tercipta antibodi, maka pada usia kehamilan 28 minggu dan dalam 72 jam setelah persalinan akan diberikan injeksi anti-D (Rho) immunoglobulin, atau biasa juga disebut RhoGam. Bila kehamilan tanpa injeksi mempunyai peluang untuk selamat hanya 5%, Injeksi ini akan mengurangi resiko hingga 1%. Bahkan bila digunakan dengan tepat, bisa mengurangi resiko hingga 0.07% (yang berarti peluang selamat meningkat hingga 99.93%). Pada kasus keguguran, aborsi dan terminasi pun injeksi ini perlu diberikan.
RhoGam ini akan menghancurkan sel darah merah janin yang beredar dalam darah ibu, sebelum sel darah merah itu memicu pembentukan antibodi yang dapat menyeberang ke dalam sirkulasi darah janin. Dengan demikian sang janin akan terlindung dari serangan antibodi. Tidak seperti antibodi yang akan bertahan seumur hidup, RhoGam akan habis dalam beberapa minggu, karena itu, ia cukup aman bagi janin.
Pada kehamilan-kehamilan berikutnya, dokter akan terus memantau apakan telah terjadi kebocoran darah janin ke dalam sirkulasi darah ibu, untuk menghindari telah terbentuknya antibodi. Dan injeksi RhoGam terus diulang pada setiap kehamilan.
Rhesus Anti-D-immunoglobulin tersedia dalam ampul 2ml yang mengandung 1000 unit. Untuk kehamilan 8-12 minggu 375 unit sudah cukup, tapi untuk kehamilan lebih lanjut, harus diberikan 1000 unit. Karena langkanya kehamilan dengan rhesus negatif, maka hanya apotik tertentu saja yang menyediakan rhoGam ini, biasanya harus dipesan terlebih dahulu minimal 5-7 hari sebelum dibeli.
Injeksi ini tidak lagi diperlukan dalam kasus berikut:
1. Kehamilan muda dibawah 7 minggu, kecuali dalam kondisi tertentu.
2. Janin juga memiliki rhesus negatif, hal ini dipastikan bila ayah janin juga memiliki rhesus negatif.
3. Tubuh ibu telah memproduksi antibodi.
4. Ibu pasti tidak akan hamil atau melahirkan lagi.
PENANGANAN BAYI PADA IBU YANG TELAH MEMPUNYAI ANTIBODI
1. Kehamilan muda dibawah 7 minggu, kecuali dalam kondisi tertentu.
2. Janin juga memiliki rhesus negatif, hal ini dipastikan bila ayah janin juga memiliki rhesus negatif.
3. Tubuh ibu telah memproduksi antibodi.
4. Ibu pasti tidak akan hamil atau melahirkan lagi.
PENANGANAN BAYI PADA IBU YANG TELAH MEMPUNYAI ANTIBODI
Bila ibu menunjukkan kadar antibodi yang sangat tinggi dalam darahnya, maka akan dilakukan penanganan khusus terhadap janin yang dikandung, yaitu dengan monitoring secara reguler dengan scanner ultrasonografi. Dokter akan memantau masalah pada pernafasan dan peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati, yang merupakan gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah merah.
Tindakan lain yang biasanya diambil ialah dengan melakukan pengecekan amniosentesis secara berkala untuk mengecek level anemia dalam darah bayi.
Pada kasus tertentu, kadang diputuskan untuk melakukan persalinan lebih dini, sejauh usia janin sudah cukup kuat untuk dibesarkan diluar rahim. Tindakan ini akan segera diikuti dengan penggantian darah janin dari donor yang tepat. Induksi persalinan juga akan dilakukan pada ibu yang belum mempunyai antibodi bila kehamilannya telah lewat dari waktu persalinan yang diperkirakan sebelumnya, untuk mencegah kebocoran yang tak terduga.
Pada kasus yang lebih gawat, dan janin belum cukup kuat untuk dibesarkan diluar, akan dilakukan transfusi darah terhadap janin yang masih dalam kandungan. Biasanya bila usia kandungan belum mencapai 30 minggu. Proses transfusi ini akan diawasi secara ketat dengan scanner ultrasonografi dan bisa diulang beberapa kali hingga janin mencapai ukuran dan usia yang cukup kuat untuk diinduksi.
Setelah bayi lahir, ia akan mendapat beberapa pemerikasaan darah secara teratur untuk memantau kadar bilirubin dalam darahnya. Bila diperlukan akan dilakukan phototerapi. Bila kadar bilirubin benar-benar berbahaya akan dilakukan penggantian darah dengan transfusi.
Kadar cairan dalam paru-paru dan jantungnya juga akan diawasi dengan ketat, demikian juga dengan kemungkinan anemia.
KAMUS :
1. Amniosentesis: pengambilan cairan disekitar janin dalam rahim untuk memeriksa keadaan janin.
2. Antibodi: molekul protein berbentuk Y yang dibentuk tulang sum-sum dan dibawa oleh darah yang merupakan pertahanan tubuh yang utama. Yang dapat mengenali dan bahkan menghancurkan zat asing seperti bakteri dan virus.
3. Antigen : substansi protein yang menstimulasi produksi antibodi.
4. Athetoid celebral palsy : kerusakan sistem syaraf yang muncul sebelum usia 3 tahun karena kerusakan otak dalam jangka waktu yang lama.
5. Bilirubin: Sisa sel darah merah yang rusak.
6. Erythroblast: pelepasan sel darah merah yang belum matang ke dalam sirkulasi darah karena ketidak mampuan tulang sum-sum memproduksi pengganti sel-sel darah merah yang rusak, karena kerusakan sel darah merah dalam jumlah besar dalam sirkulasi darah karena sebab tertentu.
7. Erytroblastosis foetalis: erytroblastosis yang terjadi pada janin (bayi yang belum dilahirkan) yang umumnya terjadi karena serangan antibodi dari tubuh sang ibu yang memasuki sirkulasi darah janin karena ketidak cocokan rhesus.
8. Hemolisis: Kerusakan sel darah merah.
9. Hiperbilirubinemia: Kelebihan bilirubin dalam darah bayi.
10. Hydrop fetalis: bayi yang baru lahir dengan keadaan hati yang bengkak, anemia dan paru-paru penuh cairan.
11. Jaundice: Bayi kuning
12. Kernicterus: kerusakan otak yang bisa mengakibatkan athetoid celebral palsy, kehilangan pendengaran dan masalah pada gigi.
13. Phototerapi: Pencahayaan khusus untuk mengurai bilirubin menjadi cairan yang dapat dikeluarkan oleh tubuh.
14. Reticulocytes: Jumlah sel darah merah yang belum matang terlalu banyak ditemui dalam sirkulasi darah.
15. Terminasi: Pengakhiran kehamilan karena berbagai pertimbangan medis, karena bayi yang tidak mungkin selamat atau kehamilan yang membahayakan ibunya.
0 komentar: on "Penanganan Kehamilan Dengan Rhesus Negatif"
Posting Komentar
Tinggalkan pesan disini untuk berbagi cerita dengan yang lain, terima kasih