Sejak dilahirkan, pria sudah berteman sangat akrab dengan penis. Hingga para peneliti membuktikan kenyataan menarik seputar penis, pria sepertinya tidak bisa mengenal karakteristik “senjata”-nya ini. Berikut dua fakta tentang penis, seperti dilansir Webmd.
Perubahan ukuran penis saat ereksi
Di antara manusia, tidak ada hubungan yang konsisten antara ukuran penis saat “lemah” dengan panjang penis saat ereksi. Dalam sebuah studi yang dilakukan terhadap 80 pria, para peneliti menemukan bahwa perubahan kondisi penis “lemah” hingga ereksi cenderung bervariasi, tapi setidaknya kurang dari seperempat inci hingga 3,5 inci panjangnya.
Anda dapat mengasumsikan bahwa pria dengan penis besar jauh lebih besar saat ereksi, dan pria dengan penis kecil bisa mengejutkan Anda dengan perubahan ukurannya saat ereksi. Sebuah analisis pada ribuan pengukuran yang dilakukan oleh peneliti seksualitas, Alfred Kinsey menunjukkan fakta bahwa penis kecil cenderung bertambah dua kali lipat dari ukuran normalnya saat ereksi.
Penis yang bertambah besar tidak terlalu banyak dikenal dengan istilah "show-er” sedangkan penis yang bertambah sangat besar dikatakan “grower”. Keduanya bukanlah istilah medis, dan tidak ada batasan ilmiah, penis seperti apa yang digolongkan pada keduanya.
Data Kinsey menunjukkan bahwa sebagian besar penis tidak secara ekstrim menjadi “show-er” ataupun “grower”. Karena ereksi, 12 persen pria bertambah sepertiga atau kurang dari total panjang dan sekira 7 persen panjangnya bertambah dua kali lipat.
Penis bisa patah
Penis tidak punya tulang, tapi Anda bisa mematahkannya. Kok? Kondisinya disebut penis patah atau retak, dan ini bukanlah luka yang terlihat.
“Saat terjadi, ada sebuah letupan atau bunyi yang terdengar,” kata Drogo Montague MD, urologis pada Cleveland Clinic.
Kemudian, warna penis menjadi hitam dan biru dengan rasa sakit luar biasa. Penis patah jarang terjadi dan secara tipikal terjadi pada pria lebih muda karena ereksi mereka cenderung sangat sukar.
Cara menghindari penis patah, jangan gunakan penis dengan cara terlalu kasar. Penyebab penis bisa patah, secara umum, kata Montague, adalah saat pria “menusuk” terlalu keras dan cepat selama ajang bercinta, dan “menabrak” tulang pinggul pasangan. Penis patah juga bisa diakibatkan oleh aksi terlalu liar pasangan saat ngeseks dalam gaya woman on top.
Sementara itu, sindrom Peyronie adalah kondisi yang cenderung terjadi pada pria paruh baya. Montague menjelaskan, ereksi pria paruh baya mungkin tidak sulit, tapi tetap butuh usaha keras untuk mencapai klimaks.
Di sisi lain, kalau penis “menelikung” terlalu banyak selama bercinta, akan terbentuk jaringan bekas luka. Dan akumulasi jaringan parut memberikan kelengkungan penis yang tidak normal.
Bagaimanapun, tidak semua penis bengkok adalah masalah. “Terdapat banyak keberagaman tentang seperti apa kondisi penis normal itu .
0 komentar: on "Hati-hati penis bisa patah"
Posting Komentar
Tinggalkan pesan disini untuk berbagi cerita dengan yang lain, terima kasih